Senin, 30 Mei 2016

Wawancara dan Observasi

Wawancara : 
Menurut Kaplan, 2013 wawancara adalah proses interaktif, bahwa peserta (pewawancara dan yang diwawancarai) mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Pewawancara yang baik adalah seseorang yang mampu mengatur nada bicara dengan baik dalam sebuah wawancara dengan hangat, terbuka, dan percaya diri.
Kelebihan dari wawancara :
  • Tidak membutuhkan peralatan atau perlengkapan khusus
  • Dapat dilakukan dimana saja
  • Merupakan hal biasa dalam interaksi sosial hingga memungkinkan untuk mengumpulkan sampel tentang perilaku verbal atau non verbal individu secara bersamaan
  • Memiliki tingkat fleksibilitas yang tinggi. interview bebas melakukan Inquiry terhadap topik pembicaraan
  • Merupakan tehnik yang tepat untuk mengungkapkan keadaan pribadi
  • Dapat dilaksanakan pada setiap individu dan setiap tingkat usia
  •  Tidak dibatasi oleh kemamuan membaca dan menulis
  • Bisa dilakukan serempak dengan observasi
  • Data yang masuk lebih banyak dan lebih tepat
  • Kerahasiaan pribadi lebih terjamin
Kelemahan dari wawancara :
  • Membutuhkan waktu, tenaga, dan biaya lebih banyak
  • Sangat tergantung pada individu yang diwawancarai
  • Dilaksanakan oleh orang yang ahli
  • Mudah dipengaruhi oleh situasi sekitar
  • Subyektifitas sangat mempengaruhi
Wawancara dibagi atas 2 jenis :
1. Wawancara Terstruktur : 
    Wawancara yang memiliki topik pembicaraan yang sudah ditentukan terlebih dahulu
  • Kelebihan wawancara ini adalah isi pembicaraan akan lebih fokus
  • Kelemahan wawancara ini adalah terlalu formil dan kaku
Ciri-ciri :
  • Bentuk pertanyaan yang disajikan telah terstruktur
  • Pewawancara membacakan pertanyaan secara berurutan
  • Instrumen-instrumen yang disajikan telah terstandarisasi dan umumnya memberikan skor kualitatif
2. Wawancara tidak terstruktur :
    Wawancara yang tidak memiliki arah pembicaraan yang jelas.
  • Kelebihan wawancara ini adalah pembicaraan akan berada di suasana yang bebas dan santai
  • Kelemahan dari wawancara ini adalah pembicaraan akan mudah menyimpang kearah lain atau tidak fokus
Ciri-ciri :
  • Tidak ada pertanyaan-pertanyaan khusus atau pedoman tertentu bagi pewawancara
  • wawancara ini unik, karena memberikan fleksibilitas yang cukup
  • mendorong individu untuk berbicara sebebas mungkin
Sifat timbal balik dari wawancara :
  • Semua wawancara melibatkan interaksi timbal balik sedangkan peserta saling bergantung yaitu, mereka saling mempengaruhi
The Proper Attitudes :
  • Waeancara yang baik sebenarnya lebih merupakan masalah sikap dari keterampilan (Tyler, 1969)
  • Sikap yang berkaitan dengan keterampilan wawancara yang baik adalah kehangatan, keaslian, penerimaan, pengertian, keterbukaan, kejujuran, dan keadilan
Effective Responses :
       Wawancara adalah proses dua arah, pertama satu orang berbicara, kemudian yang lain, dan sebagainya. Selanjutnya, pewawancara biasanya memberikan sebuah jumlah minimum usaha untuk menjaga interaksi  mengalir. selama verbalizations yang diwawancara berhubungan dengan tujuan wawancara, pewawancara mendengarkan dengan menarik dengan mempertahankan tatap muka kontak

Sources of Error in the Interview :
  • Interview Validity 
         Banyak sumber kesalahan wawancara datang dari kesulitan yang ekstrim yang kita miliki dalam membuat pengamatan yang akurat dan logis dalam penilaian (Cesare, 1996; Schuler, 1993)
  • Interview Reability
          Kemampuan yang mengacu pada stabilitas, kehandalan, atau konsistensi hasil tes. Untuk data wawancara, pertanyaan kritis tentang kehandalan telah berpusat pada kesepakatan interviewer (perjanjian antar dua atau lebih pewawancara)

Observasi :
  • Menurut Pauline Young observasi adalah suatu studi yang dilakukan dengan sengaja atau terencana dan sistematis melalui penglihatan atau pengamatan terhadap gejala-gejala spontan yang terjadi saat itu
  • Alat utama yang digunakan pada saat melakukan observasi adalah pancaindera
Jenis observasi :
1. Berdasarkan prosedur dan pelaksanaannya :
  • Observasi Terstruktur : 
Suatu observasi yang prosedur dan pelaksanaannya sangat ketat dan biasanya dibantu dengan alat-alat yang peka dan dalam lembar observasinya dipergunakan proses kontrol yang memungkinkan observasi dilakukan kembali. Lembar observasinya biasanya sangat terperinci dan rancangannya sangat kompleks.
  •  Observasi Tidak Terstruktur :
Suatu observasi yang dilakukan secara spontan terhadap suatu gejala tertentu tanpa menggunakan alat-alat yang peka atau pengontrolan kembali atas ketajaman hasil observasi tadi. Lembar obsercasi dibuat sangat sederhana, hanya berisi garis besar tanpa suatu rancangan yang kompleks.
2. Dilihat dari keterlibatan subjek terhadap objek yang sedang di observasi 
1. Observasi non partisipan 
  • Bila observasi tidak secara langsung atau tidak berpartisipasi dalam aktivitas yang sedang dilakukan oleh observer
  • Kelemahan, observer akan mengetahui bahwa dirinya sedang diobservasi sehingga ada kemungkinan tingkah lakunya dibuat-buat
2. Observasi partisipan 
  • Bila pihak yang melakukan observasi turut serta atau berpartisipasi dalam kegiatan yang sedang di observasi
  • Observasi dalam situasi eksperimental adalah kegiatan yang memunculkan gejala tertentu secara disengaja untuk dapat dilakukan observasi
3. Berdasarkan segi situasi lingkungan
  • Observasi Naturalistik : Jika observasi dilakukan secara ilmiah atau dalam kondisi yang apa adanya
  • Observasi Eksperimental : Jika observasi dilakukan terhadap subjek dalam suasana eksperimen atau kondisi yang diciptakan
4. Berdasarkan tujuan lapangannya
  • Finding Observasi : Kegiatan observasi untuk penjajakan. Dalam melakukan observasi ini observer belum mengetahui dengan jelas apa yang harus di observasi
  • Direct Observation : Observasi yang menggunakan daftar isi sebagai pedomannya, daftar isi ini bisa berupa ceklis, kategori tingkah laku yang di observasi
Gibson 1995 : 263 menyarankan agar dalam melakukan analisis selama atau setelah observasi memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
  • Mengamati 1 klien dalam 1 waktu
  •  Ada kriteria spesifik dalam melakukan observasi
  • Observasi dilakukan tanpa batas waktu
  • Konseling seharusnya diamati dalam waktu natural
  • Mengamati klien dalam konteks dalam semua situasi
  • Data dari observasi seharusnya digabungkan dengan data yang lain
  • Observasi dilakukan dalam kondisi yang menyenangkan
Kelebihan Observasi :
  • Dapat meneliti beberapa gejala
  • Teknik observasi tidak menuntun objek berada dalam objek-objek tertentu
  • memungkinkan pencatatan secara bersamaan dalam 1 peristiwa
  • tidak bergantung pada Self report
Kekurangan Observasi : 
  • Kemampuan manusia untuk menyimpan secara akurat terhadap kesan yang diperoleh dari hasil pengamatan sangat terbatas baik dalam jumlah maupun lamanya kesan informalitas bisa disimpan, akibatnya ada sesuatu yang hilang atau tidak lengkap. tidak banyak orang yang mampu menyimpan kesan yang amat luas dan amat detil
  • Kesan seseorang terhadap suatu objek tidak selalu sama
Tujuan Observasi :
       Menurut Patton (dalam Poerwandi, 1998) tujuan dilakukannya observasi adalah memahami aktivitas-aktivitas yang berlangsung, menjelaskan siapa saja orang-orang yang terlibat didalam suatu aktivitas, memahami makna dari suatu kejadian serta mendeskripsikan setting yang terjadi pada suatu aktivitas

Beberapa hal yang dapat dijadikan bahan observasi :
  • Keadaan fisik
  • Nada suara
  • Performance
  • Ekspresi wajah
  • Gerak tubuh
  • Orientasi ruang
  • Postur tubuh

Senin, 09 Mei 2016

Test Individu dan kelompok



Tes individu adalah pada dasarnya memiliki beberapa jenis-jenis tes yang mencakup pada individual, dianatara lain tes kepribadian, tes intelegensi, tes kemampuan, dll. Semua tes menggambarkan karakteristik seseorang dalam berbagai aspek yang diukur melalui tes yang dinginkan dari salah satu jenis tes individual (Anastasi, A. & Urbina, S. 1997).

Tes individual adalah tes yang diberikan perorangan yaitu tester (orang yang memberikan tes) berhadapan dengan testee (orang yang diberikan tes) pada suatu waktu tertentu. sedangkan Tes Kelompok dapat diberikan untuk lebih dari satu orang pada suatu waktu oleh pemeriksa tunggal, seperti ketika instruktur memberikan semua orang di dalam ruangan tes pada waktu yang sama pada suatu waktu tertentu.

Pembagian Tes Individu dan Kelompok

Tes Individu
Tes Kelompok
Tes Individu dan Kelompok
Tes Kepribadian :
Tes Kepribadian :
Tes Kepribadian :
Minnesota Multhipasic Personality Inventory (MMPI)
The Wartegg Ziechen Test (WZT)
Goodenough-Harris Drawing Test
California Personality Inventory (CPI)
Test Drawing Tree (BAUM)
Tes Minat :
Personality Inventory For Children (PIC)
Intelligence :
Rothwell Miller Interest Blank (RMIB)
Sixteen Personality Factor Questionnare (16PF)
Multidimensional Aptitude Baterry (MAB)

Millon Clinical Multiaxial Inventory (MCMI)
Shiplet Institute Of Living Scale (SILS)

Edward Personal Preference Schedule (EPPS)
A Multidimensional Baterry : Cognitive Abilities Test (CogAt)

Jackson’s Basic Personality Inventory (JPI-R)
Culture Fair Intelligence Test (CFIT)

Thematic Apperception Test (TAT)
Raven Progresive Matrices (RPM)

Myers Briggs Type Indicator (MBTI)
Tes Minat :

NEO Personality Inventory Revised (NEO PI-R)
Campbell Interest And Skills Survey (CISS)

Rorschach
Kuder General Interest Survey (KGIS)

Woodworth Personal Data Sheet


Children Apperception Test (CAT)


Intelligence :


The Wechsler Scale Of Intelligence


Wechsler Adult Intelligence Scale III


Wechsler Intelligence Scale For Children III


Stanford Binnet Intelligence Scale


Detroit Test Of Learning Aptitude (DTLA-4)


Kaufman Brief Intelligence Test (K-BIT)


Anak-anak Pra-Sekolah :


The Wechsler Preschool And Primary Skills Scale Of Intelligence Revised (WPPSI-R)



Stanford Binet : Fourth Edition (SB:FE)


Kaufman Assenment Baterry For Children (K-ABC)


Mccarty Scale Of Children Abilities (MSCA)


Tes Kemampuan Belajar :


Nattional Assesment Of Educational Progress (NAEP)


Stanford Achievment test


Iowa Test Basic Skills (ITBS)


Tes Kemampuan Kerja :


Tes Kemampuan Kognitif


Wonderlic Personal Test (WPT)


Tes Minat


Self Directed Search (SDS)


Strong Interest Inventory (SII)




Keuntungan tes kelompok :
·         Alat ini dirancang untuk testing massal.
·         Diselenggarakan secara simultan bagi banyak mungkin orang yang benar-benar bisa disesuaikan dengan ruang yang tersedia dan jangkauan  suara mikrofon.
·         Soal-soal yang dicetak dan jawaban-jawaban sederhana yang dapat direkam pada sebuah brosur tes atau lembaran jawaban, atau pada sebuah komputer, hubungan orang perorang antara penguji dan peserta tes bisa diabaikan.
·         Waktu testing yang tersedia dapat digunakan lebih efektif jika setiap peserta tes berkonsentrasi kepada soal-soal yang sesuai kemampuannya.

Kerugian tes kelompok :
·         Penguji memiliki peluang yang jauh lebih kecil untuk behubungan, bekerjasama, dan mempertahankan minat peserta tes.
·         Kondisi peserta sakit, lelah, riasu, cemas yang bis mempengaruhi kinerja tes kurang didektesi dalm testing kelompok dibandingkan testing individual.
·         Tes diselenggarakan karena keterbatasan-keterbatasan yang diberikan pada jawaban- jawaban peserta.
·         Observasi kurang mendalam kepada setiap individu.

Keuntungan Tes individu :
·         Tester dapat melakukan observasi yang mendalam terhadap testee.
·         Lebih mendalam mengetahui karakter spesifik individu.
·         Isi atau konten pertanyaan lebih spesifik dan mendalam.

Kerugian Tes individu :
·         Memerlukan waktu yang lebih banyak dibandingkan tes kelompok.
·         Hasil tes bersifat spesifik pada individu tertentu dan tidak bisa digeneralisasikan kepada individu lain.
Perbedaan khusus Tes Kelompok dan Tes Individu dalam rancangan tes yaitu:
·         Dalam hal bentuk maupun susunan butir soal (item)
·         Pertanyaan-pertanyaan terbuka (open-ended) yang mengundang tanggapan bebas dapat digunakan, dan digunakan  dalam tes-tes kelompok awal,  dewasa ini tes khusus menggunakan butir soal multi pilihan.
·         Perubahan ini dituntut demi keseragamaan dan obyektivitas skoring.
·         Kontrol atas kesulitan soal.
·         Pemberian skor objektif dengan menggunakan program.







Daftar pustaka

    Anastasi, A. & Urbina, S. (1997). Psychological Testing Seventh Edition. USA: Simon & Schuster,Inc.
·     Gregory, Robert.J. (2004). Psychological Testing: History, Principles and Applications. USA:  Pearson Education Group, Inc.
·     Kaplan, Robert. M & Saccuzzo, Dennis.P. (2013). Psychological Testing. USA: Wadsworth.